Landasan teoritis multimedia pembelajaran
A. Pengertian Media
Secara
harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti “perantara”
atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi danm Komunikasi Guruan
(Association for Education and Communication technology/AECT) mendefinisikan
media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat si
penerima pesan. Di dalam proses penyampaian informasi ini dengan menggunakan
saluran (media) maka komunikan akan menerima informasi/pesan tersebut melalui
kelima panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan
pengecap).
Ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain
landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
- Landasan filosofis ialah suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Akan tetapi, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
- Landasan psikologis ialah suatu pandangan bahwa kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
- Landasan teknologis ialah teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadisistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
- Landasan empiris ialah temuan-temuan penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Media Pembelajaran memiliki beberapa
landasan teoritis yang kuat dalam sistem pembelajaran, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Teori Psikologis Brurner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, diantaranya yaitu:
1. Teori Psikologis Brurner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, diantaranya yaitu:
- Tahap pengalaman langsung
(Eractive), merupakan tahap individu berupa memahami lingkungan dengan
beraktifitas.
- Tahap Pictoria (Ekonit), tahap
individu melihat dunia melalui gambar dan menvisualisasi verbal.
- Tahap simbolik, tahap dimana
individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa
dan logika berpikirnya.
2. Teori Behavourisme
Teori behavourisme atau teori tingkah laku ini menganggap bahwa segala kejadian dilingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dan akan memberikan pengalaman tertentu dalam dirinya, dan teori ini menganggap perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R(stimulus respon) yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap apa yang datang dari luar diri individu.
3. Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Kerucut pengalaman ini merupakan salah satu gambaran yang dijadikan landasan teori dalam penggunaan media pembelajaran selain dari ketiga tahap pengalaman Bruner.
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan-kerucut pengalaman, yang terdiri dari 11 macam klasifiksi media pengajaran seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Teori behavourisme atau teori tingkah laku ini menganggap bahwa segala kejadian dilingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dan akan memberikan pengalaman tertentu dalam dirinya, dan teori ini menganggap perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R(stimulus respon) yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap apa yang datang dari luar diri individu.
3. Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Kerucut pengalaman ini merupakan salah satu gambaran yang dijadikan landasan teori dalam penggunaan media pembelajaran selain dari ketiga tahap pengalaman Bruner.
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan-kerucut pengalaman, yang terdiri dari 11 macam klasifiksi media pengajaran seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Penggunaan
media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang digunakan secara
sistematis dalam kegiatan pembelajaran juga dapat memberikan interaksi antara
pengalaman baru dan pengalaman sebelumnya, sehingga terjadi perubahan pada anak
didik.
Pemerolehan pengetahuan, perubahan sikap dan ketrampilan dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Tingkat pemerolehan hasil belajar seperti yang digambarkan oleh Dale (1969) sebagai proses komunikasi.
Proses pembelajaran dapat berhasil-dengan baik apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin benyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipahami serta dipertahankan dalam ingatan.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 80% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 15% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dari indera yang lainnya.
Pemerolehan pengetahuan, perubahan sikap dan ketrampilan dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Tingkat pemerolehan hasil belajar seperti yang digambarkan oleh Dale (1969) sebagai proses komunikasi.
Proses pembelajaran dapat berhasil-dengan baik apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin benyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipahami serta dipertahankan dalam ingatan.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 80% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 15% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dari indera yang lainnya.
2. Ciri-ciri media pembelajaran
Gerlach dan Ely telah mengungkapkan betapa media pembelajaran
sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada tahun 1971, mereka
telah mengemukakan bahwa media pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat
berperan penting. Media pembelajaran dapat menggantikan peran guru yang
tidak dapat guru lakukan. Media pembelajaran memiliki paling tidak
memiliki 3 ciri penting, yaitu: (1) ciri fiksatif; (2) ciri manipulatif; dan
(3) ciri distributif. Berikut kita bahas secara lebih mendetail satu per satu.
- Ciri
Fiksatif (Fixative Property)
Media pembelajaran memiliki kemampuan untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Banyak
kejadian-kejadian penting atau objek-objek yang harus dipelajari oleh siswa.
Kejadian-kejadian itu tentu saja sering kali sudah berlalu, misalnya saja
peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di suatu negara. Siswa dapat
mepelajari bagaimana peristiwa atau kejadian-kejadian itu melalui rekaman video
dokumentasi, dan foto-foto. Objek-objek biotik ataupun abiotik yang unik dan
harus dipelajari oleh siswa dapat dihadirkan dengan gampang diruang kelas
dengan rekaman video atau foto. Peristiwa dan objek-objek pembelajaran dengan
demikian dapat dihadirkan setiap waktu jika dikehendaki.
- Ciri
Manipulatif (Manipulative Property)
Kejadian yang berlangsung berhari-hari bahkan
bertahun-tahun dapat disajikan dalam waktu beberapa menit saja. Banyak
peristiwa atau objek yang sulit diamati secara langsung dengan mudah diamati
melalui media pembelajaran berupa rekaman video dan foto. Bayangkan, siswa
dapat mempelajari bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan embrio di dalam
kandungan ibu hanya dalam waktu 10 sampai 15 menit. Proses ini aslinya
berlangsung selama 9 bulan di dalam tubuh ibu. Dengan bantuan teknologi khusus
dan proses perekaman yang kemudian dilakukan manipulasi, waktu dapat
dipersingkat dengan mempercepat dengan hanya menampilkan kejadian-kejadian
penting saja. Selain itu, bahkan proses dapat diputar balik dan diulang-ulang.
Kejadian yang berlangsung cepat juga dapat diperlambat. Teknologi telah
menjadikan media pembelajaran mempunyai peranan yang amat penting untuk
memberikan pemahaman akan suatu peristiwa atau objek bagi siswa. Manipulasi
kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
- Ciri
Distributif (Distributive Property)
Dengan penggunaan media pembelajaran, kejadian atau
objek pada suatu tempat dapat disebarkan ke tempat lain dengan mudahnya.
Rekaman film dan foto, pada era digital sekarang dengan sangat mudah
didistribusikan tanpa terkendala ruang dan waktu. Kejadian di daerah-daerah
yang sulit atau bahkan tidak mungkin dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di
ruang kelas mereka tanpa memerlukan banyak usaha keras. Penggunaan internet
atau perangkat penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan sebagainya memudahkan
bahan-bahan pembelajaran tersebut didistribusikan. Konsistensi informasi yang
terdapat didalamnya akan selalu terjaga sebagaimana aslinya.
Bagaimana cara saudari membuat suatu media yang menarik dan membuat peserta didik di satu kelas itu mudah untuk memahami materi yang akan disampaikan!
BalasHapusbisakah anda memberi contoh pada tahap simbolik, tahap dimana individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika berpikirnya?
BalasHapusDengan cara menggunakan media LCD projektor saat menyampaikan materi. Penggunaan media ini terbukti lebih menarik jika dibandingkan dengan tampilan papan tulis yang terlihat monoton dan membosankan bagi siswa. Persiapan mengajar dengan memanfaatkan media LCD, sebelumnya kita harus melakukan persiapan rangkuman materi dalam bentuk file power point, karena dengan power point pembelajaran siswa akan lebih bisa menangkap materi yang disampaikan.
BalasHapusassalam mualaikum wr wb disini saya sedikit memberikan saran dimana dari blog yang saudari postkan sudah bagus dan cukup lengkap tapi tolong dirapikan lagi antara spasinya karna itu dapat membuat tulisan blog saudari agak kurang rapi, sekian dari saya terimakasih.
BalasHapusWaalaikum saalam wr wb...
Hapusterimakasih atas saran yang saudara tesa berikan.
Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan (Association for Education and Communication technology/AECT) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional (Asnawir dan Usman, 2002:11). Gerlach & Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2002:3). Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar,
BalasHapussementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Arif S.
Sadiman, 2003:6).
Terimakasih atas penambahan materinya saudari windi
HapusDalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Kerucut pengalaman Dale diatas mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat abstrak. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan peserta didik dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan-pesan dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan peserta didik sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).
BalasHapusterimakasih atas penambahan materinya saudari nova
HapusBaiklah disini saya ingin sedikit bertanya, dalam landasan media pembelajaran salah satunya landasan personalia dimana bahasa yang digunakan harus komunikatif, mengapa demimian coba anda jelaskan.
BalasHapusKarena dengan menggunakan bahasa yang komunikatif peserta didik dapat memahami apa yang akan di sampaikan. Sehingga proses pembelajaran tersebut bisa di terima oleh peserta didik.
Hapus